Nahwu : Al qur'an sumber pengambilan ilmu nahwu


Alqur'an adalah sumber cahaya yang cahayanya memancar keseluruh penjuru dunia, dan dari alqur'an ini segala macam ilmu muncul, karena memang al-qur'an adalah sumber berbagai macam ilmu.

Dari ibnu mas’ud ia berkata: "Barangsiapa menghendaki ilmu hendaklah ia mengambil al-Qur'an, sebab di dalamnya terdapat kabar orang-orang terdahulu, dan orang-orang terkemudian".

1. Pengertian Ulumul Qur'an

Secara etimologi, kata Ulumul Qur’an berasal dari bahasa arab yang terdiri dari dua kata, yaitu “ulum” dan “Al-Qur’an”.

Kata ulum adalah bentuk jama’ dari kata “ilmu” yang berarti ilmu-ilmu, Kata ulum yang disandarkan kepada kata Al-Qur’an telah memberikan pengertian bahwa ilmu ini merupakan kumpulan sejumlah ilmu yang berhubungan dengan Al-Qur’an, baik dari segi keberadaanya sebagai Al-Qur’an maupun dari segi pemahaman terhadap petunjuk yang terkandung di dalamnaya.

Dengan demikian, ilmu tafsir, ilmu qiraat, ilmu rasmil Qur’an, ilmu I’jazil Qur’an, ilmu asbabun nuzul, dan ilmu-ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an menjadi bagian dari ulumul Qur’an.

Sedangkan menurut terminologi terdapat berbagai definisi yang dimaksud dengan ulumul Qur’an diantara lain

Assuyuthi dalam kitab itmamu al-Dirayah mengatakan :

 علم يبحث فيه عن احوال الكتاب العزيز من  جهة نزوله وسنده وادابهوالفاظه ومعانيه المتعلقة بالاحكام وغير ذالكّ

“Ilmu yang membahas tentang keadaan Al-Qur’an dari segi turunya, sanadnya, adabnya makna-maknanya, baik yang berhubungan lafadz-lafadznya maupun yang berhubungan dengan hukum-hukumnya, dan sebagainya”


2. Ruang Lingkup Pembahasan Al-Qur’an

Ulumul Qur’an merupakan suatu ilmu yang mempunyai ruang lingkup pembahasan yang luas. Ulumul Qur’an meliputi semua ilmu yang ada kaitanya dengan Al-Qur’an, baik berupa ilmu-ilmu agama, seperti ilmu tafsir maupun ilmu-ilmu bahasa Arab, seperti ilmu balaghah dan ilmu I’rab al-Qur’an.

Disamping itu, masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tercakup di dalamnya.

Dalam kitab Al- Itqan, Assyuyuthi menguraikan sebanyak 80 cabang ilmu, Dari tiap-tiap cabang terdapat beberapa macam cabang ilmu lagi. Kemudian dia mengutip Abu Bakar Ibnu al_Araby yang mengatakan bahwa ulumul qur’an terdiri dari 77.450 ilmu.

Hal ini didasarkan kepada jumlah kata yang terdapat dalam al-qur’an dengan dikalikan empat. Sebab, setiap kata dalam al-Qur’an mengandung makna Dzohir, batin, terbatas, dan tidak terbatas.

Perhitungan ini masih dilihat dari sudut mufrodatnya. Adapun jika dilihat dari sudut hubungan kalimat-kalimatnya, maka jumlahnya menjadi tidak terhitung. Firman Allah :

قُل لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَاداً لِّكَلِمَـتِ رَبِّى لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنفَدَ كَلِمَـتُ رَبِّى وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً

"Katakanlah! Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)."(Q.S. Al-Kahfi :109).


3. Contoh Ilmu-Ilmu Yang Timbul dari Al-Qur'an


  • Ilmu Qira'ah, Para ahli qiraat mengkaji ketentuan bahasanya, menganalisis kata-katanya, mempelajari makhraj (tempat keluar) huruf-hurufnya, jumlah kata, ayat, surat, hizib, nishf, rubu' dan ayat-ayat sajadahnya, mempelajarinya setiap sepuluh ayat, menghitung kata-kata yang mutasyabihat dan ayat-ayat yang serupa dan lain-lain tanpa membahas makna-maknanya.
  • Ilmu Nahwu (Gramatika Arab), Menjelaskan tentang isim (kata benda) dan fi'il yang mu'rab (berubah) dan mabni (tetap), huruf-huruf yang berfungsi menatransitifkan dan sebagainya. merekalah yang menjelaskan secara rinci isim-isim dengan berbagai permasalahannya. Berbagai bentuk fi'il yang transitif atau yang intransitif, dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya. Sehingga ada sebagian ulama yang meng-i'rab (menjelaskan status setiap kata) yang musykil. Bahkan ada yang meng-i'rab Qur'an kata demi kata.
  • Ilmu Tafsir, Memperhatikan lafadz-lafadznya, mengetahui bahwa dalam al-Qur'an ada yang menunjukkan kepada dua makna atau lebih. Selanjutnya dijelaskan semua kata kata yang belum jelas artinya dan dikuatkan salah satu kemungkinan arti dari kata yang memiliki dua makna atau lebih tersebut.
  • Ilmu Ushul al-Dien, Membahas tentang dalil-dalil aqli dan bukti-bukti utama, seperti firman Allah: لَوۡ كَانَ فِيہِمَآ ءَالِهَةٌ إِلَّا ٱللَّهُ لَفَسَدَتَا‌ۚ "Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa." (Q.S.Al-Anbiya: 22). Dari ayat qur'aniyah mereka mengistinbath (mengeluarkan dalail-dalil) tentang wahdaniyat, keberadaan, keabadian, kekuasaan dan kesucian Allah dari segala sesuatu yang tidak layak bagiNya.
  • Ilmu Ushul Fiqih, Membahas tentang pembentukan kaidah-kaidah ushuliyah. Maka lahirlah ilmu ushul fiqh. Merekalah yang mencarikan dalil-dalil bagi hukum-hukum syari'at. Dengan demikian kaum Muslimin dapat mengenal ilmu furu' (cabang) dan fiqh.
  • Ilmu Mawathin al-Nuzul, Yaitu ilmu yang menerangkan tempat-tempat turunnya ayat, masanya, awal dan akhirnya. Kitab yang membahas ilmu ini banyak. (Diantaranya ialah al-Itqan, tulisan al-Suyuthi).
  • Ilmu Tawarikh al-Nuzul, Yaitu ilmu yang menerangkan dan menjelaskan masa turun ayat dan tertib turunnya, satu demi satu, dari awal turun hingga akhirnya, dan tertib turun surat dengan sempurna.
  • Ilmu Asbab al-Nuzul, Yaitu ilmu yang menerangkan sebab-sebab turun ayat. (Diantara kitab yang menjelaskan hal ini ialah Lubab al-Nazul karangan al-Suyuthi).
  • Ilmu Gharib al-Qur'an, Ilmu yang menerangkan makna kata-kata yang ganjil yang tidak terdapat dalam kitab-kitab biasa, atau tidak terdapat dalam percakapan sehari-hari. Ilmu ini menerangkan makna kata-kata yang halus, tinggi, dan pelik.
  • Ilmu I'rabil Qur'an, Ilmu yang menerangkan baris al-Qur'an dan kedudukan lafal dalam ta'bir (susunan kalimat). Di antara kitab yang memenuhi kebutuhan dalam membahas ilmu ini ialah Imla al-Rahman, karangan Abdul Baqa al-Ukbary. 
  • Ilmu Wujuh wa al-Nazhair, Yaitu ilmu yang menerangkan kata-kata al-Qur'an yang banyak arti; menerangkan makna yang dimaksud pada satu-satu tempat. (Ilmu ini dapat dipelajari dalam kitab Mu'tarak Al Aqran, karangan al-Suyuthi). 
  • Ilmu Ma'rifat al-Muhkam wa al-Mutasyabih, Ilmu yang menyatakan ayat-ayat yang dipandang muhkam dan ayat-ayat yang dianggap mutasyabih. (Salah satu kitab mengenai illmu ini ialah al-Manzhumah al-Sakhawiyah, susunan Imam al-Sakhawy). 
  • Ilmu Nasyikh mansyukh, Yaitu ilmu yang menerangkan ayat-ayat yang dianggap mansukh oleh sebagian mufassir. (Untuk mempelajari ilmu ini dapat dibaca kitab al-Nasikh wa al-Mansukh, susunan Abu Ja'far al-Nahhas dan al-Itqan karangan al-Suyuthi).   
  • Ilmu Bada'i Al-Qur'an, Ilmu yang membahas keindahan-keind­ahan Al-Qur'an. Ilmu ini menerangkan kesusasteraan Al-Qur'an, kepelikan-kepel­ikan dan ketinggian-keti­nggian balaghah-nya. (Untuk ini dapat juga dibaca kitab al-Itqan karangan al-Suyuthi). 
  • Ilmu I'dazAal-Qur'an, Yaitu ilmu yang menerangkan kekuatan susunan tutur al- Qur'an, sehingga ia dipandang sebagai mu’jizat, dapat melemahkan segala ahli bahasa Arab. (Kitab yang memenuhi keperluan ini ialah I’jaz al-Qur'an, karangan al-Baqillany).
  • Ilmu Tanasub Ayat al-Qur'an, Ilmu yang menerangkan persesuaian antara suatu ayat dengan ayat sebelum dan sesudahnya. (Kitab yang memaparkan ilmu ini ialah, Nazhmu al-Durar karangan Ibrahim al-Riqa'iy).
  • Ilmu Aqsam al-Qur'an, Yaitu ilmu yang menerangkan arti dan maksud-maksud sumpah Tuhan atau sumpah-sumpah  lainnya yang terdapat di dalam al-Qur'an. 
  • Ilmu Amtsal al-Qur'an, ilmu yang menerangkan segala perumpamaan yang ada dalam al-Qur'an.(Kitab yang dapat dipelajari untuk ilmu ini antara lain Amtsal al-Qur'an karangan al-Mawardi).
  • Ilmu Jidal Al-Qur'an, Ilmu untuk mengetahui rupa-rupa debat yang dihadapkan Al- Qur'an kepada kaum musyrikin dan lain-lain. Ayat-ayat yang mengandung masalah ini. (Dikumpulkan oleh Najamuddin al- Thusy).
  • Ilmu Adab al-tilawah al-Qur'an, Yaitu ilmu yang mempelajari segala bentuk aturan yang harus dipakai dan dilaksanakan di dalam membaca alqur’an Segala kesusilaan, kesopanan dan ketentuan yang harus dijaga ketika membaca al-Qur'an. Salah satu kitab yang amat baik.
  • Ilmu-ilmu Lain, Misalnya sejarah, kisah, khutbah, nasehat, ilmu faraidh (pembagian waris), Hukum wasiat, ilmu ma'ani, bayan, badi' (retorika) dsb. Juga meliputi ilmu-ilmu lain seperti ilmu kedokteran, ekonomi, astronomi, logika, matematika dll.


4. Induk Intisari Alqur’an

Tauhid, Meliputi ma'rifat segenap makhluk dan ma'rifat al-Khaliq (Pencipta) beserta semua nama sifat dan perbuatan-Nya.

Tadzkir, Meliputi janji, ancaman, sorga dan neraka, membersihkan yang dhahir dan batin.

Ahkam, Meliputi semua kewajiban, penjelasan manfaat, mudharat, perintah, larangan dan anjuran

Wallahu a'lam

Semoga bermanfaat

Share: